Jumat, 05 Februari 2016

Hukum Berpacaran Menurut Islam Beserta Dalilnya Dan

Beberapa Bahaya Pacaran yang Harus Anda ketahui

Hukum Berpacaran Menurut Islam
Assalamu'alaikum Wr. Wb
      Memang larangan mengenai pacaran di dalam Islam tidak dibahas secara gamblang. Mungkin itulah salah satu faktor yang mengakibatkan kebanyakan orang awam tidak dapat menerima atas hukum pelarangan pacaran ini.
      Namun, dalam dunia dakwah islam, larangan pacaran adalah hal yang sudah sangat dimengerti, maka aneh sekali manakala ada seseorang yang mengaku sebagai aktivis dakwah islam, namun ia tetap melakukan pacaran.
      Meskipun tidak dijelaskan secara gamblang, namun banyak sekali dalil yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk pelarangan aktifitas pacaran tersebut.
Telah sama-sama kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang mengharamkan perbuatan zina, termasuk juga perbuatan yang MENDEKATI ZINA.

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra, 17 : 32)

      Apa saja perbuatan yang tergolong MENDEKATI ZINA itu?
Diantaranya adalah: saling memandang, merajuk atau manja, bersentuhan (berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, dll), berdua-duaan, dll.
Karena unsur-unsur ini dilarang dalam agama Islam, maka tentu saja hal-hal yang di dalamnya terdapat unsur tersebut adalah dilarang. Termasuk aktifitas yang namanya
"PACARAN"
      Hal ini sebagaimana telah disebutkan dalam hadits berikut:
Dari Ibnu Abbas r.a. dikatakan: "Tidak ada yang ku perhitungkan lebih menjelaskan tentang dosa-dosa kecil dari pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Allah telah menentukan bagi anak Adam bagiannya dari zina yang pasti dia
lakukan. Zinanya mata adalah melihat (dengan syahwat), zinanya lidah adalah mengucapkan (dengan syahwat), zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan (pemenuhan nafsu syahwat), maka farji (kemaluan) yang membenarkan atau mendustakannya." (HR. Al-Bukhari dan Imam
Muslim)
      Dalil di atas kemudian juga diperkuat lagi oleh beberapa hadits dan ayat Al-Qur'an berikut:
"Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali bersama mahramnya."
(HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim)

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah seorang laki-laki sendirian dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan." (HR. Imam Ahmad)

"Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (Hadist Hasan, Thabrani dalam Mu'jam Kabir 20/174/386)

"Demi Allah, tangan Rasulallah SAW tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan mahram) sama sekali meskipun dalam keadaan memba'iat. Beliau tidak memba'iat mereka kecuali dengan mangatakan: "Saya ba'iat kalian." (HR. Al-Bukhari)

"Sesungguhnya saya tidak berjabat tangan dengan wanita." (HR. Malik, Nasa'i, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)

Telah berkata Aisyah
r.a. "Demi Allah, sekali-kali dia (Rasul) tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan mahram) melainkan dia hanya membai'atnya (mengambil janji) dengan perkataaan."
(HR. Al-Bukhari dan Ibnu
Majah).

"Wahai Ali, janganlah engkau meneruskan pandangan haram (yang tidak sengaja) dengan pandangan yang lain.
Karena pandangan yang pertama mubah untukmu.
Namun yang kedua adalah haram." (HR. Abu Dawud, Ath-Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani)

"Pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barang siapa yang memalingkan (menundukan) pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ikhlas karena Allah, maka Allah akan memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari Kiamat." (HR. Imam Ahmad)

Dari Jarir bin Abdullah
r.a. dikatakan: "Aku bertanya kepada Rasulallah SAW tentang memandang (lawan-jenis) yang (membangkitkan syahwat) tanpa disengaja. Lalu beliau memerintahkan aku mengalihkan (menundukan) pandanganku." (HR. Imam Muslim)

"Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidak-lah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (merendahkan suara) dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik." (QS. Al-Ahzab, 33 : 32)


Dalam islam, bahaya pacaran tidak diragukan lagi kebenarannya karena itu merupakan perbuatan yang jelas-jelas sudah dilarang dalam al-Quran. Namun sayangnya larangan tetap larangan, sedangkan orang yang mengerjakannya terus bertambah dari hari ke hari. Seolah-olah larangan telah berobah menjadi perintah, seperti pepatah bahasa Aceh "Ta tham lagee ta yue", yang artinya "kita larang bagaikan kita perintahkan". Untuk itu, tulisan-tulisan tentang bahaya pacaran perlu diperbanyak dan disebarkan agar para remaja khususnya dan siapa saja umumnya bisa mengerti dan menghindari perbuatan yang menjadi sumber perzinaan ini.

Inilah Beberapa Bahaya Pacaran

Beberapa Bahaya Pacaran Bagi Kaum Remaja

Tak dapat dipungkiri lagi bahwa kaum remaja lah yang paling rentan melakukan pacaran. Apalagi di akhir zaman ini, pacaran telah menjadi wabah yang hampir-hampir tak bisa dibendung lagi perkembangannya. Perkembangan teknologi yang semakin mutakhir telah mendobrak batas-batas pergaulan antara lelaki dan perempuan. Gadget yang canggih menjadi sarana paling efektif untuk memulai tindakan ini, sehingga tak aneh bila ada sebagian remaja yang malu bila tidak mempunyai pacar. Nauzubillah!

1. Pacaran menjadi awal terjadinya zina

Dalam al-Quran, Allah swt telah berfirman secara tegas untuk menhindari hal-hal yang bisa menjurus kepada perbuatan zina, dimana salah satunya adalah pacaran. Apalagi pacaran zaman sekarang, kalau tidak ada jalan-jalan rasanya kurang lengkap, kalau tidak berdua-duaan seolah tidak sah menjadi sepasang kekasih. Bila hal ini sudah dilakukan, besar kemungkinan akan terjerumus dalam perzinaan. Nauzubillah!

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra’: 32)

2. Pacaran dapat merusak masa depan

Seorang manusia yang hidup di dunia haruslah mempunyai cita-cita dan harapan yang ingin diraih. Bila itu tidak ada, maka hilanglah warna dunia. Dunia akan lesu, dan untuk menjadi khalifah di muka bumi seperti yang ditegaskan oleh Allah SWT sulit diwujudkan.

Pacaran, seperti yang terlihat sekarang tak dapat dipungkiri lagi adalah salah satu faktor yang menghalangi manusia dari tercapainya cita-cita. Bagaimana tidak, seorang gadis atau pemuda yang berpacaran hanya memikirkan kekasihnya, bahkan lebih jauh mereka akan membuang waktu dengan bermain-main berdua.

Dalam kaca mata agama, jelas itu dosa. Sedangkan dalam kamus keberhasilan, itu jelas penghalang utama kemajuan. Memang ada juga seseorang yang termotivasi dengan kekasihnya sehingga berhasil meraih cita-cita yang mereka dambakan. Tetapi kebanyakan kisah seperti ini adalah mereka tidak pernah bertemu dengan kekasihnya, apalagi membuang waktu dengan jalan-jalan atau semisalnya. Yang mereka lakukan hanya memendam saja perasaan cintanya dalam dada, kemudian itu dijadikan sebagai api pembakar semangat untuk meraih cita-cita, ya itu memang ada. Tapi ada berapakah kisah seperti itu?

Mungkin kita berkilah, mereka banyak kok yang pacaran tapi lihat sekarang, mereka telah jadi dokter, telah jadi pembisnis, telah jadi ini dan itu. Ya, bisa jadi mereka sukses walaupun setiap hari mereka habiskan untuk melakukan hubungan haram, namun seandainya mereka fokus dalam menjalani pelajarannya, mungkin kesuksesan mereka tidak sama dengan sekarang, tetapi lebih cemerlang dan lain daripada yang lain.

Apalagi perempuan, bila mereka telah jatuh cinta, hampir bisa dipastikan mereka akan banyak membuang waktu pada hal yang sia-sia. Karena memang sudah sifatnya perempuan itu sensitif, bila telah mencintai sulit berpikir yang lain selain kekasihnya. Ini memang telah dibuktikan semenjak dahulu.

3. Menyia-nyiakan harta orang tua

Jika engkau mengatakan pacaran itu gratis, tidak akan ada manusia yang percaya. Pacaran membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Terus darimana semua biaya itu didapat? Jelas jawabannya orang tua. Karena kebanyakan orang yang pacaran adalah para remaja, dan biasanya remaja belum mempunyai apa-apa. Sangat sulit mendapatkan seseorang dengan usia di bawah 25 tahun yang sudah mapan hidupnya. Padahal dalam usia inilah seseorang rentan melakukan pacaran.

Tidak semua orang tua itu orang kaya, kebanyakan malah harus memeras keringat untuk mendapatkan sedikit jajan buat anaknya. Ada yang sebagian malah berusaha menahan keinginan dirinya sendiri demi sang buah hati, mereka rela memupuskan asa walau untuk meneguk minuman dingin penuh warna, demi anaknya di sana. Tapi apa yang dilakukan sang anak, mereka bukan mempergunakannya untuk belajar atau pada tempat semestinya, tapi malah berfoya-foya dengan pasangannya, atau malah sedang asik minum minuman segar dengan anak gadis orang.

Akhirnya, pacaran tidak hanya mengundang murka Allah taa'la, tetapi juga turut mengkhianati orang tua.

Memang ada orang tua yang merelakan anaknya pacaran, tapi itu sangat sedikit. Kalau pun ada, maka patut dicurigai anak itu pun kadang lahir dari hubungan pacaran orang tuanya. Bisa jadi mereka ingin mengulang kisah yang sama pada anaknya, karena orang tua yang waras dan berpendidikan tidak akan merelakan anaknya dinikmati secara percuma, atau tidak akan membiarkan anaknya menikmati sebelum waktunya.

4. Pacaran terbukti secara ilmiah berbahaya

Seperti biasa, segala sesuatu yang telah diperintahkan syara' untuk menjalani atau menjauhinya pasti tersembunyi hikmah di situ, yang pada akhirnya akan terbukti secara ilmiah. Seperti halnya berdua-duaan dengan yang bukan mahram, baru-baru ini, sebuah riset ilmiah telah membuktikan sendiri kebenarannya.

Para peneliti di Universitas Valencia menegaskan bahwa seorang laki laki yang berduaan dengan seorang wanita menjadi pemicu utama naiknya sekresi hormon kortisol.


Kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab terjadinya tegangan dalam tubuh. Meskipun subjek penelitian (seorang laki laki) yang diuji coba hanya dengan mengkhayalkan tentang seorang wanita dalam sebuah simulasi penelitian. Namun hal tersebut tidak mampu mencegah tubuh dari mengeluarkan hormon tersebut.

"Cukup anda duduk selama lima menit dengan seorang wanita. Dan anda akan membuktikan jika peningkatan hormon anda dalam proporsi tinggi betul betul nyata," inilah temuan studi ilmiah baru-baru ini yang dimuat pada Daily Telegraph!

Para ilmuwan mengatakan bahwa hormon kortisol sangat penting bagi tubuh dan berguna untuk kinerja tubuh tetapi dengan syarat mampu meningkatkan proporsi yang rendah, namun jika meningkatnya hormon dalam tubuh dan berulang terus proses tersebut, maka yang demikian dapat menyebabkan meningkatnya nafsu seksual.

Bentuk yang menyerupai alat proses hormon penelitian tersebut menyimpulkan bahwa tegangan yang tinggi hanya terjadi ketika seorang laki-laki berduaan dengan lawan jenis (bukan mahram), dan tegangan tersebut akan terus meningkat pada saat wanitanya memiliki daya tarik lebih besar!

Para peneliti mengatakan bahwa ketika ada lawan jenis disekitar pria, sang pria kemungkinan besar membayangkan bagaimana mulai membangun hubungan dengan sang wanita. Dan dalam penelitian lain, para ilmuwan menekankan bahwa situasi ini jika diulang (artinya jika keadaan seperti itu dibiarkan), bukan mustahil akan memunculkan berbagai penyakit kronis, masalah psikologis dan kehancuran moral yang teramat parah tingkatnya. Maka tak aneh lah bila Rasulullah saw selalu mengingatkan kita agar berhati hati terhadap wanita, bahwa bencana besar sepeninggal beliau berasal dari kaum wanita.

Sudah sejak 1500 tahun yang lalu Nabi saw bahkan memberi sinyal akan hal itu lewat sebuah hadits. "Tidaknya ada orang yang seorang laki-laki berkhalwat dengan wanita kecuali setan adalah yang ketiga."

Untuk itulah, bagaimanapun kita telusuri dan memaksakan diri untuk mencari nilai positif dari pacaran itu sangat sulit mendapatkannya, karena memang tidak ada. Kalau pun ada, pasti tidak sebanding
dengan nilai negatif yang ditimbulkannya.
 Demikianlah yang dapat saya tulis, semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar